Selasa, 13 Maret 2012


Sistem Hijab



Hijab, yang secara lughoh berarti tirai atau dinding, adalah satu terminologi yang bisa berarti perlindungan wanita dalam Islam dari pandangan laki-laki (terutama yang bukan Muhrim). Salah satu prinsip dasar Islam adalah pewujudan suatu sistem yang suci, sehingga Islam senantiasa berusaha mendidik setiap anggota masyarakat, pria maupun wanita, untuk menjadi manusia yang bertaqwa, disiplin, dan menjaga kesucian mereka. Di antara pendidikan yang penting adalah dengan latihan agar manusia berdisiplin atas kecenderungan mereka terhadap jenis yang lain dan agar kecenderungan-kecenderungan ini hanya disalurkan melalui jalan yang halal. Untuk tujuan ini Islam membuat satu peraturan yang bernama hijab.

Sistem hijab adalah peraturan-peraturan yang merupakan elaborasi tindakan-tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan dalam sosialisasi antara pria dan wanita. Hijab tak terbatas pada perintah bagi wanita untuk menutup kepala dan wajah saja, melainkan suatu sistem yang menyeluruh yang menjadi panduan-panduan dasar bagi pria dan wanita dalam bermu'amalah untuk membangun masayarakat. Pengertian hijab sebagai satu sistem bisa difahami melalui ayat-ayat berikut:
An-Nur : 30-31, Al-Ahzab : 32-33, dan Al-Ahzab : 59.

Sistem hijab adalah sistem yang sempurna dan terpadu. Sempurna karena bersumber dari Allah yang Maha Mengetahui serta sesuai dengan fitrah manusia yang bertujuan untuk mencapai kemashlahatan manusia dan tamaddun mereka. Terpadu karena sistem ini menggabungkan segenap sistem dalam Islam; berasaskan kepada aqidah tauhid yang tercerna dalam akhlaq yang mulia, ibadah yang syumul (menyeluruh), dan pelaksanaan hukum-hukum syariatnya.

Hijab bukan semata-mata mengandung makna bahwa wanita hanya berkerudung saja namun pada saat yang sama masih bertabarruj. Pelaksanaan hijab bertujuan untuk melaksanakan tiga asas dalam melindungi kesucian masyarakat: menjaga kesucian diri, mencegah penodaan terhadap masyarakat, dan pelaksanaan hukuman bila terjadi pelanggaran. Adalah persepsi yg salah bila seseorang menganggap bahwa hijab semata-mata mengandung arti menjaga aurat dari pandangan pria non muhrim dan pada saat yang sama tidak menjalankan kesyumulan Islam dari segi ibadah dan akhlaknya. Lebih-lebih bila penjagaan aurat ini tidak melindungi masyarakat dari kejahatan lisan maupun perbuatannya. Sekiranya seorang wanita yang menutup auratnya itu melakukan kesalahan dan berakhlak tidak baik, janganlah memakai kerudung itu yang harus disalahkan; yang bersalah adalah wanita itu sendiri. Ini adalah karena kurangnya pemahaman terhadap sistem hijab.

Banyak wanita modern mengenakan kerudung karena fashion (mode) saja supaya mereka terlihat lebih cantik dan anggun. Di dalam Islam, bila perkara ma'ruf dilakukan dengan kefahaman yang penuh disertai keikhlasan (semata-mata untuk mencari ridha Allah), maka ini akan melahirkan banyak perkara ma'ruf yang lain. Namun sebaliknya, bila masalah ma'ruf ini tidak difahami tujuannya dengan baik atau bahkan tidak sadar bahwa ini termasuk amal yg bertujuan untuk memperoleh ridha Allah, maka orang yang melaksanakannya tidak merasa bahwa dia tengah mematuhi perintah Allah. Karena itu, suatu amalan yg meskipun secara lahiriah adalah ma'ruf dalam Islam namun bila tidak mengikuti cara yang telah ditunjukkan oleh syari'ah dan tidak disertai dengan niat yang Ikhlas lillahi ta'ala, maka ini tidak termasuk dalam 'amalan yang shaleh.

Adalah satu miskonsepsi yang besar bila ada pendapat bahwa seseorang dapat menghayati nilai-nilai akhlak yang baik tetapi meninggalkan aspek-aspek dalam sistem hijab. Misalnya saja seseorang yang mengatakan bahwa kebaikan itu di dalam hati dan tidak pada pakaian. Islam tidak mengenal konsep ‘pelaksanaan satu amalan wajib bisa membebaskan diri dari amalan wajib lainnya’. Sebagai contoh adalah seseorang yang telah banyak melakukan shalat fardhu dan sunat, telah banyak berzakat dan bershadaqah, telah beberapa kali menunaikan haji ke Baitullah; apakah ia boleh meninggalkan shalat Subuh barang sekali saja? Sama halnya di sini dengan anggapan bahwa kebaikan itu di dalam hati dan tidak pada pakaian. Apakah kebaikan di hati boleh menghalalkan penampakkan aurat yang telah jelas-jelas diharamkan oleh Allah?

Islam memerintahkan penganutnya untuk menerima Islam secara kaaffah (menyeluruh): menerima apa yang diharamkan oleh Allah sebagai haram dan apa yg dihalalkan oleh Allah sebagai halal.

"Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan adalah musuhmu yang nyata."Qs 2 : 208

Ada sebagian yang mengaku bahwa menutup aurat adalah wajib hukumnya. Namum mereka menganggap bahwa hukumnya adalah dosa kecil dan dosa-dosa kecil mereka anggap bisa dihapuskan dengan melakukan kebajikan-kebajikan yang lain. Sikap ini adalah sikap yang teramat sangat salah. Meninggalkan perintah menutup aurat dengan anggapan bahwa ini hanyalah dosa kecil jauh lebih berbahaya daripada dosa tidak menutup aurat karena kebodohan. Mengakui satu perkara sebagai dosa dan terus menerus melakukannya akan menyebabkan dosa itu terakumulasi sehingga menjadi dosa besar. Ulama menyatakan bahwa berkekalan dalam dosa kecil menjadikan dosa itu sebagai dosa besar.

Ada pula orang yang beranggapan bahwa mengenakan pakaian yang menutup aurat seperti berkerudung dan sebagainya itu dikhawatiri menimbulkan sifat riya dan munafik. Bagi mereka, biarlah tidak menutup kepala asalkan hati tidak riya dan jiwa bersih dari sifat munafik. Sekali lagi, ini anggapan keliru! Apakah karena kita takut dihinggapi riya karena melakukan shalat maka kita tidak melaksanakannya? Rasulullah saw sendiri telah mengingatkan jika kita tidak melakukan amal kebajikan karena takut riya maka perbuatan tersebut adalah riya.

Karena itu hendaklah kita terus melakukan apa yang wajib kita lakukan dan menepikan segala hasutan syaithan yang memang bertujuan untuk menyesatkan kita. Lagipula tak mungkin seseorang menjadi munafik karena melaksanakan perintah Allah dalam keadaan faham dan sadar terhadap tuntutan tersebut serta diikuti oleh keikhlasan untuk memperoleh ridha Allah semata. Sebaliknya, bila orang sengaja meninggalkan perintah Allah dalam keadaan faham dan sadar akan perintah tersebut adalah sangat sangat sangat dikhawatirkan untuk terjerumus dalam jurang munafikun.

Sebagai penutup, salah satu perkara yg paling dasar di dalam sistem sosial Islam adalah hubungan antara pria dan wanita. Hubungan yang benar dan sehat antara pria dan wanita akan membawa kebahagiaan dan keberhasilan dalam masyarakat, namun bila hubungan antara pria dan wanita berada di luar batas-batas yang telah ditetapkan oleh Islam maka akan membawa masyarakat kepada kehancuran. Islam tidak memandang ringan terhadap hubungan yang bebas antara pria dan wanita. Hukum-hukum hijab Islam: pengharaman bercampur baur antara pria dan wanita secara bebas, pelarangan siaran nyanyian yang memekakkan, tari-tarian, gambar-gambar porno, serta perbuatan-perbuatan tak senonoh adalah ditujukan untuk menghalangi kemungkinan berlakunya hubungan bebas antara pria dan wanita di dalam masyarakat.

Prinsip Islam di dalam membangun masyarakat dan negara adalah di atas aqidah dan keimanan kepada Allah. Di atas dasar inilah segala peraturan yang berlaku di dalam masyarakat adalah peraturan dan undang-undang dari Allah. Peraturan dan undang-undang ini seharusnya dilaksanakan di dalam seluruh kegiatan masyarakat: dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.

(sumber: tarbiyah - isnet)






Jihad adalah jalan perjuangan kami

Karena suatu tujuan maka jiwa manusia diciptakan-Nya untuk diliputi rasa takut dan rindu. Rindu akan janji yang menggiurkan dan takut akan ancaman yang mengerikan. "Kabarkanlah kepada hamba-hambaKu bahwa sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan sesungguhnya azabKu adalah azab yang sangat pedih." (al-Hijr 49-50)
1) Di akhirat kelak dijamin adanya suatu ganjaran. "Kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (Ali 'Imran 133)
Tetapi dalam waktu yang sama diberitahu adanya siksa.
2) "Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurkahai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (at-Tahrim 6)
Hukum jihad
Jihad itu hukumnya fardhu ain (wajib mutlak) untuk hal-hal berikut:
1) Menegakkan syariat Allah "Dan perangilah mereka supaya tidak ada fitnah dan supaya dien ini semata-mata bagi Allah." (al-Anfal 39)
2) Untuk mempertahankan negara Islam atau untuk mengembalikan negara Islam yang dirampas musuh.
3) Dapat menjadi fardhu kifayah jika dalam rangka membebaskan daerah baru dari kejahiliyahan.
Pahala jihad
"Dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah." (at-Taubah 41)
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita, maupun anak-anak yang semuanya berdo'a: 'Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau." (an-Nisa' 75)
Kita dan jihad
Jika kita lihat situasi pada saat ini dimana masyarakat Islam sudah tidak lagi memberlakukan syariat Allah yang menyebabkan ummatnya porak poranda, negara (Islam)nya dilenyapkan dari muka bumi, dan tanah airnya dijadikan bahan rebutan penjajah kafir Komunis, Yahudi, Kristen, maka masih adakah yang ragu-ragu bahwa jihad itu fardhu ain hukumnya??? Apakah masih ada jalan lain untuk menangkis semua kejahatan mereka dan untuk meraih kebenaran selain daripada jalan jihad?? Bukankah kita kini berada di tengah-tengah zaman yang telah diramalkan Rasulullah saw. dalam kondisi demikian, apakah belum saatnya kita cinta mati, bukan cinta dunia? (jihad)




'Jahiliyah' Sampai Kapan?

KEKACAUAN yang sekian lama dan terlalu sering menimpa, agaknya masih belum bisa membuka mata hati seluruh komponen bangsa ini untuk bertaubat atas segala dosa --terutama yang kolektif-- yang telah diperbuat.
Selaku bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, dosa kolektif terbesar yang dilakukan sejak negara ini berdiri adalah penistaan terhadap hukum dan ketentuan Tuhan. Terlepas dari agama apa saja yang kita peluk, tentu agama kita itu memiliki kitab suci yang oleh masing-masing pemeluknya diyakini merupakan wahyu/firman Tuhan yang wajib ditaati sebagai ketentuan hukum tertinggi. Namun kenyataannya semua hukum dari semua agama itu dicampakkan begitu saja.
Sebagai gantinya diterapkanlah hukum buatan manusia yang sudah pasti banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Celakanya lagi hukum tersebut adalah buatan penjajah yang selama ini telah menyiksa dan memperkosa bangsa kita. Orang bodoh (Jahil) saja sudah tentu yakin bahwa hukum yang dibuat penjajah tak bakalan mendatangkan kemaslahatan bagi negeri yang dijajahnya. Maka dengan kesalahan memilih hukum itu terjatuhlah kita semua dalam "ke-jahiliyahan" yang nyata.
Sangat wajar -jika tak mau dikatakan wajib- reaksi keras kalangan tokoh Islam beberapa waktu lalu terhadap penangkapan Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ustadz Djafar Umar Thalib, karena memberlakukan hukuman rajam bagi anggotanya yang melakukan Zina. Penangkapan yang oleh sebagain kalangan masih dikatagorikan 'cacat hukum' ini jelas-jelas menunjukkan kesewenangan penguasa --dalam hal ini Mabes PolRI-- dalam menghalangi umat Islam mengamalkan ajaran agamanya. Bahkan Ketua DPP PAN yang juga Wakil Ketua MPR, AM Fatwa sempat mendesak DPR agar segera memanggil Kapolri guna memberikan keterangan tentang alasan konkrit tentang penangkapan itu. Allhamdulilah kemudian Ustadz Ja'far ternyata bebas.
Kita yang selama ini telah dicekoki paham penyepelean terhadap ketentuan Tuhan (baca: Syariat Agama) telah terpelintir otak dan pemikirannya sehingga tak dapat lagi membuka mata hati untuk bersikap yang semestinya. Ketentuan agama yang sebenarnya dijamin dalam Udang-Undang Negara ini (Pasal 29 UUD 1945) sampai dianggap sedemikian rendah dan hinanya hingga harus dikalahkan oleh hukum pidana yang nota bene adalah produk penjajah Belanda. Itupun sebenarnya masih menjadi perdebatan kaum penganut hukum 'positif' itu sendiri, apakah dapat dikatagorikan sebagai tindak pidana atau tidak.
Menurut Ketua TIM Pembela Djafar Umar Thalib Hartono, dalam wawancara di SCTV pada selasa (8/5), penangkapan Panglima Laskar Jihad tersebut sangat tidak benar. Ia beralasan bahwa substansi alasan penangkapan sangat tidak mengena. Ia berpendapat bahwa aparat jelas-jelas melakukan kesalahan dalam prosedur penangkapan. Ia juga menyatakan bahwa semestinya aparat terlebih dahulu melakukan pemanggilan, atau paling tidak meminta keterangan dari tokoh Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wak Jamaah tersebut. Selain itu ia beranggapan bahwa pelaksanakan hukuman Rajam yang dilakukan atas permintaan sang pelaku Zina sendiri tidak dapat dikatakan sebagai tindakan pidana, mengingat itu adalah dalam rangka pengamalan ajaran agama yang jelas-jelas dilindungi oleh Undang-Undang Negara ini sendiri.
Hartono mencontohkan, jika hal seperti ini dikatakan sebagai pelanggaran pidana, maka seorang penyuluh KB (Keluarga Berencana) pun dapat dituntut hukum karena memnempelkan memperlihatkan, bahkan menyebarkan gambar yang asusila seperti yang dijelaskan dalam pasal 282 KUHP, orang yang melakukan penghitanan (Sunatan) tentu juga bisa pula dituntut melanggar hukum pidana, karena jelas-jelas melakukan penganiayaan. Oleh karena itu ia sangat tidak sependapat jika perbuatan Panglima Laskar Jihad dalam menerapkan hukum razam kepada anak buahnya dianggap melanggar hukum pidana.
Polemik tersebut jelas sangat ironi terjadi di tengah bangsa yang mengaku Berketuhanan Yang Maha Esa, terlebih dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam seperti Indonesia ini. Kenyataannya Tuhan masih dinomor seribukan, hingga manusia mengagung-agungkan kemampuannya sendiri dalam mengatur hidup.
Masih kurang cukupkah bencana dan azab yang telah diturunkan Allah kepada bangsa ini, setelah lebih dari 50 Tahun bergelut dalam kemunafikan. Disatu sisi kita menyatakan beragama namun disisi yang lain kita menolak ajaran agama. (*)






Poligami, Kenapa Tidak?

BUDAYA pergaulan bebas yang muncul dari dunia barat sana sudah mulai merambah ke negara kita. Prostitusipun telah punya wadah 'legal' di komplek lokalisasi. Di Samarinda saja, sebutlah umpamanya wilayah kilo-10 Loa Janan, bandang raya Solong, bayur, dan lain sebagainya. Godaan untuk berbuat maksiat terlalu gencar menghantam kaum lelaki kita.
Pada sebagian wanita ada saja yang merelakan suaminya untuk 'jajan' di luar rumah asalkan sang suami itu tidak kawin lagi.
Sungguh memperihantinkan pemahaman agama kaum wanita yang seperti ini. Hubungan seks dianggapnya sebagai barang yang dengan murahnya diperjual belikan. Apalagi jika si suami juga seorang yang bermental 'hidung belang' klop lah sudah, kompromi berbuat jahat berjalan mulus dengan sponsor utama Iblis laknatullah alaih.
Hingga kini tidak sedikit orang yang menganggap tabu bahkan alergi membicarakan masalah poligami. Bentuk rumah tangga yang dalam Islam dikenal dengan Istilah 'Ta'sddud Az-Zaujat' ini sesungguhnya adalah alternatif paling positif untuk mencegah perbuatan Zina disamping tujuannya yang mulia untuk menolong wanita shalehah yang tidak mampu dan memperbanyak keturunan yang bermutu.
Bahkan kenyataannya, di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, poligami menjadi pekerjaan terlarang bagi pegawai negeri dengan dikeluarkannya PP 10 tahun 1993 oleh rezim Orde Baru.
Namun toh kenyataannya masih panyak PNS yang melakukan perkawinan secara ilegal (menurut hukum negara) untuk menghindari pemecatan. Akhirnya terbukti PP No. 10 tidak efektif mencegah terjadinya poligamai. Bahkan ada peluang perbuatan merendahkan martabat wanita dengan tidak resminya hubungan nikah yang ada secara hukum formal.
Poligami yang dalam Islam merupakan salah satu bagian dari syari'at memang telah menjadi sesuatu yang di anggap buruk oleh musuh-musuh Islam. Ditimbulkanlah cerita-cerita dan ulasan-ulasan miring yang mendeskriditkan bentuk rumah tangga yang sesungguhnya dihalalkan dan dibolehkan oleh Allah SWT.
Tayangan-tayangan sinetronpun sebagaimana kita lihat sering menampilkan cerita percintaan yang hanya membawa misi pengkultusan cinta, hingga seorang wanita yang dimadu digambarkan sebagai wanita yang sangat sial dan menderita. Sebaliknya budaya selingkuh dipandang sebagai kewajaran yang sudah biasa di jaman moderen ini.
Bagi seorang wanita yang benar-benar shalihah semestinya tidak perlu merasa gelisah atau ragu untuk mengijinkan suaminya melakukan poligami, asalkan 'aturan main' yang dipakai benar-benar sesuai dengan syari'at Islam. Ia berkeyakinan bahwa Allah Maha Tahu, tentunya Dia tak akan membolehkan suatu perbuatan yang menyengsarakan hambanya. Bahkan syari'at Islam diturunkan oleh Allah melalui nabi Muhammad justeru untuk mengangkat harkat dan martabat wanita.
Jika masa sebelum Islam wanita dijadikan barang mainan dan pemuas nafsu semata. Maka kedatangan Islam mengangkat harkat wanita. Wanita diberikan kedudukan yang sah sebagai seorang istri yang diakui eksistensinya oleh syari'at, bukan lagi sebagi selir, gendak ataupun wanita simpanan.
Apalagi di jaman sekarang, saat perbandingan jumlah wanita dan laki-laki sudah semakin jauh, poligami adalah alternatif paling tepat untuk mengurangi tingkat hubungan seks di luar nikah. Menurut data BPS sebagaimana dikutip majalah 'Sabili', di daerah perkotaan perempuan yang belum menikah pada rentang usia 20 hingga 44 tahun ada sekitar 3.447.214 jiwa, sementara yang telah menikah sekitar 10.462.025 orang.
Dari jumlah wanita yang belum menikah tersebut, jika dibandingkan dengan para lelaki yang belum menikah pada rentang usia yang sama (20-44) terdapat selisih sebanyak 1.517.810 jiwa. Hal ini mengakibatkan banyaknya wanita yang telah berusia cukup matang belum mendapat jodoh.
Nah, jika kesenjangan tersebut tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak sosial yang cukup serius. Karenanya tidak ada cara lain kecuali dengan poligami.
Hal ini tentunya bukan memberi peluang kepada para suami untuk kawin seenaknya dengan wanita yang dia kehendaki tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Dalam Islam disyaratkan adanya kesanggupan untuk berlaku adil. Yakni dapat menjalankan syari'at agama berkenanan dengan tata aturan poligami itu.
Namun juga bukan berarti keadilan disini sebagai keadilan yang sempurna. Selaku manusia pasti kaum lelaki memiliki keterbatasan. Sebagaimana disebutkan tadi dalah keadilan melaksanakan syariat (dengan semaksimal mungkin).
Jika Allah yang Maha adil, Maha Kuasa, serta Maha Pengasih dan Penyayang saja menghalalkan seorang lelaki untuk melakukan poligami, mengapa sebagian hambanya berani melarangnya? Sebatas manakah kepercayaan kita terhadap kebenaran dan kesempurnaan hukum Allah SWT? (*)



Agama dan Ambisi Pribadi
BETAPA keji manusia yang menjadikan agama sebagai alat untuk meraih kepentingan-kepentingan pribadi. Tak dapat dipungkiri banyak aktivis di berbagai bidang yang menjadikan label agama guna mempermulus gerakan mencari keuntungan.
Agama sebagai kebenaran yang hakiki dan esensial, sungguh merupakan hal yang paling berharga dalam kehidupan ini. Terlepas dari apa dan siapapun dia --secara mendasar-- akan mengakui bahwa satu-satunya kekuatan yang memiliki legitimasi kuat pada lingkup kejiwaan manusia adalah agama.
Agama mampu menggerakan seluruh komponen kehidupan tanpa mengenal batasan individu, keluarga, suku, bahkan bangsa. Agama adalah pengikat hati antar dan antara manusia. Dan tali aqidah merupakan penghubung paling ekspres atas tiap individu di seluruh permukaan Bumi ini. Mana kala kita sudah diikat oleh aqidah yang sama, perbedaan warna kulit, ras dan bangsa, bahkan letak geografispun solah tertepiskan.
Hal ini disadari betul oleh para petualang. Maka dengan membawa agama dalam segala gerak dan manuvernya, peluang menggerakan orang lain yang tak tahu-menahu pun akan menjadi mudah.
Agama kerap dikorbankan dan dijadikan tumbal keserakahan. Termasuk di dalamnya atribut-atribut yang berhubungan dengan keagamaan kerap dijadikan jalan untuk memperoleh popularitas dan pengakuan.
Sebutlah umpamanya gelar kiyai atau ulama yang merupakan kedudukan terhormat dalam agama, kerap di eksploitasi demi kepentingan politik. Jika sudah atas nama ulama, kiyai, atau ustadz, maka umat akan dengan gampang dimobilisasi dan dikerahkan. Tinggal kini, untuk apa mobilisasi itu. Untuk kemaslahatan atau malah untuk kehancuran.
Simbol-simbol agama adalah jimat yang sangat ampuh untuk mencapai berbagai hajat keduniawian, apalagi jika medan aksi yang menjadi sasaran adalah komunitas religius yang sangat kondusif buat menarik dukungan.
Pertarungan kotor dengan memanfaatkan gelar-gelar terhormat pada dasarnya adalah tindakan munafik yang kronis dan cenderung sangat destruktif. Ia tidak sekedar menghancurkan institusi, namun lebih dalam menusuk kehormatan dan martabat.
Bilamana para petualang politik sudah menunggang agama sebagai pemanis penampilan, tunggulah azab dan bencana yang akan menimpa memporandakan semua cita-cita kotor yang ingin dihantarkan. Kebenaran akan muncul, dan kebohongan akan terkuak. Semua akan diketahui kemurniannya. Sunnatullah akan menunjukkan kebenaran meskipun kebenaran itu dipendam dalam tujuh lapis bumi. Demikian pula ia akan menampakkan keburukan yang meskipun ditutupi dengan dengan tujuh lapis besi yang tebalnya tujuh lapis bumi.
Siapa menjadikan agama sebagai alat kebusukan, laknat Allah akan menimpanya. (*)

Peduli Pada Sesama

SAAT menyaksikan penderitaan orang lain, pernahkah terlintas di benak kita, seandainya penderitaan tersebut menimpa diri kita.?
Sekarang kita boleh tertawa, makan enak, bercengkrama dengan kerabat dan saudara, bergurau dengan kawan-kawan, bahkan bersenang-senang di tempat hiburan.
Selagi nikmat Allah masih dibebaskan untuk kita gunakan. Selagi panca indera lengkap menempel pada diri. Selagi kesehatan masih bisa diandalkan. Selagi umur masih ada dijatahkan untuk kita. Kita bisa saja berlaku sekehendak kita, memakai atribut-atribut duniawi itu dengan seenaknya.
Tapi ketika satu demi satu nikmat Allah ditanggalkan dari diri kita, mulailah kita menyadari bahwa selaku mahluk semua ada batasnya. Tersentaklah kita karena baru ingat bahwa apa yang ada pada diri kita ini adalah bukan milik kita. Bahkan diri kita ini sendiripun bukanlah milik kita. Diri kita dan segala nikmat yang menempel padanya adalah bagian dari alam yang diciptakan oleh Allah sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya.
Tak bisakah. Selagi nikmat Allah masih diberikan utuh -dan berlebih- pada diri kita. Kita berbagi dengan orang lain yang tidak memilikinya. Kita tanamkan dalam sanubari, bahwa nikmat Allah itu bukan untuk dinikmati sendiri. Selaku khalifah di muka Bumi kita ditugaskan untuk mendistribusikannya kepada mahluk lain.
Yang merasa mampu dan kaya, semestinyalah membagikan sedikit hartanya untuk kaum fakir dan miskin yang lemah tak berdaya. Paling tidak menunaikan zakat sebagai hak kaum dhu'afa yang wajib diberikan.
Empati semestinya dikembangkan sebagai bagian dari moral hidup keseharian. Dengan membiasakan diri merasakan penderitaan orang lain, manusia akan memiliki kepekaan. Ia kan berusaha menjadikan segala kelebihan sebagai sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Tak akan disia-siakannya kelebihan itu, sebab ia tahu banyak orang yang memerlukannya.
Tiada orang yang dapat berdiri sendiri memikul beban hidupnya. Keterkaitan selalu mewarnai dinamika hayati yang ada di muka Bumi ini. Bahkan dengan benda mati dan alam sekeliling sekalipun, manusia selalu berinteraksi, membangun sinergi yang tanpa disadari.
Jika kita mau menginsafi ini, niscaya terbukalah pintu kesadaran, meleklah mata hati. Gugur keangkuhan, susut kesombongan, dan eksistensi diri tidak lagi kabur ditutupi kabut nafsu. Ia akan kembali kepada fitrahnya yang memang bersih.
Detik ini, adalah saat paling tepat bagi kita untuk melakukannya. (*)



Istiqomah

KEBENARAN dan Kejahatan adalah ibarat cahaya dan kegelapan. Maka saat kita diharuskan untuk memilih, tak akan ada pilihan ketiga. Kebenaran adalah tetap kebenaran dan kejahatan adalah tetap kejahatan. Konsekuensi aturan hidup mengharuskan manusia untuk memilih satu diantara dua alternatif tersebut.
Saat kita berdiri di atas suatu garis yang kita anggap sebagai kebenaran tak akan dikenal kata kompromi untuk bisa menerima sebagian kejahatan dengan alasan toleransi dan perdamaian. Sebab semenjak Adam diciptakan kebenaran dan kejahatan adalah dua kutub yang pasti bertentangan bahkan harus selalu dipertentangkan.
Jelasnya, hanya ada terang dan gelap. Jika kita menganggap 'remang' itu adalah antara gelap dan terang, maka berarti kita telah tertipu, akal kita telah dibelokkan. Remang bukan berarti antara gelap dan terang, justeru remang adalah terang yang terhalang.
Mengapa banyak manusia yang tak pernah konsekuen dengan terang yang sebenarnya sudah menjadi fitrah yang ia miliki sejak terlahir ke dunia fana ini. Bukankah sayang jika fitrah itu lalu pelan namun pasti ditutupi oleh kegelapan hingga akhirnya kepekatanpun tetap dianggap terang.
Tak ingatkah kita, bahwa jika kita berlama-lama di dalam gelap, mata kita akan terus beradaptasi dengan kegelapan itu hingga kita merasa terang meski di dalam kepekatan.
Bila memang terang yang kita pilih, mengapa harus ragu? Toh tidak ada kegelapan yang bisa menjangkau kita selama kita berada ditempat yang dipenuhi cahaya. Namun hati-hati, bila kita berani bermain 'remang' kegelapan akan menelan pelan...pelahingga terdampar di kesesatan. Na'uzu billahi min dzalik' (*)




Kematian

SELUBUNG roh kita yang bernama tubuh ini terbuat dari sari pati tanah. Oleh karena itu memang sudah semestinya jika suatu saat dia kembali menjadi tanah. Tidak ada hak bagi kita untuk menahannya, jika proses itu sudah dilaksanakan oleh malaikat Izra'il.
Tapi banyak insan yang tak rela menerimanya. Padahal, sungguh seorang manusia tak punya wewenang untuk berlaku seperti itu. Rupanya hati telah lupa tentang siapa diri ini sebenarnya.
Keterlenaan dalam hiruk pikuknya 'Mayapada' telah menyebabkan seseorang tidak ingat lagi eksistensi dirinya. 'Hubbud Dunya' telah mencengkram hati nuraninya, hingga hati nurani itu tunduk dan takluk pada nafsu angkara.
Saat dalam rahim ibunda, kita telah menyetujui kontrak hidup yang ditawarkan oleh Sang Pencipta. Rezeki, jodoh, dan umur diberi kuota yang jelas dan dicatat dalam buku takdir kita masing-masing. Kita mengikrarkan keimanan tanpa ada keraguan dan penyesalan di dalam hati.
Namun ketika kita terlahir ke alam dunia. Saat keluar dari gerbang kandungan, kitapun terpekik menangis, meronta, menemui dunia baru yang dimasuki dengan penuh ketidak berdayaan.
Sekejap, diri kita segera lupa dengan kesepakatan yang telah dijanjikan. Hawa dunia telah menyedot kesadaran hingga kita mulai menjalani kehidupan dalam ketidak tahuan. Sungguh persatuan dengan jasad yang berupa sari pati tanah ini telah merubah bentuk kita dari hamba yang taat dan patuh menjadi hamba yang berkutat dalam ikhtiar.
Tapi tentunya ikhtiar itu juga bukan sekedar barang yang bebas dipakai semau kita. Ia punya konsekuensi yang harus kita terima dan kita tanggung sebagai sebuah akibat.
Pertambahan usia, pembesaran tubuh/jasad dan pertambahan khazanah pengalaman akhirnya membuat dua dampak yang jelas pada diri. Ada manusia yang seiring bertambah usia, semakin pula konsisten dengan perjanjiannya. Dan ada pula manusia yang semakin berpanjang umur semakin lupa bahkan takabbur.
Mereka yang lupa lantas merasa sayang meninggalkan dunia. Roh mereka tak rela berpisah dengan jasadnya. Ia masih tak sudi meninggalkan kesenangan yang selama ini digeluti dan digumulinya. Sementara jika ia berpisah dengan jasadnya, ia harus memasuki lorong alam barzah yang mengantarkannya ke akhirat, tempat semua kelupaan dan kealfaannya akan dipertanggung jawabkan.
Semoga kita (saya dan pembaca sekalian) termasuk orang yang nantinya menemui kematian dengan senyum dan kerinduan. (*)


KONTEMPLASI
Tulisan Khas Abdillah Syafei

 
Ibu Biadab


BERAPA bayi dibantai. Ada yang dibakar hingga menjadi abu. Ada yang dicekik celana dalam hingga tak bernafas. Bahkan ada yang dibuang dan membusuk di tempat sampah. Siapakah pelakunya? Ternyata adalah ibunya sendiri.
Jika dulu Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa Sorga itu dibawah telapak kaki ibu, bukan berarti sekarang hadits tersebut sudah tidak relevan lagi.
Mungkin sebagian kita bertanya, mungkinkah surga berada dibawah telapak kaki seorang ibu yang membantai anaknya sendiri? Apakah tak lebih pantas, bahwa nerakalah yang ada di setiap inci dari tubuh mereka, tak terkecuali telapak kakinya?
Mungkin itu benar. Tapi benarkah bahwa penderitaan si anak di dunia -dengan terbakar, terbuang dan tercekik lehernya- itu merupakan neraka bagi si anak? Rasanya tidak. Orok-orok yang lahir dari orang tua bejat tersebut, agaknya lebih dicintai dan disayangi sang Khalik hingga sedemikian cepatnya mereka dijemput setelah hanya beberapa detik ikut mencicipi udara dunia. Agaknya Sang Ilahi tak berkenan membiarkan orok-orok itu hidup lebih lama, menyusu pada orang-orang yang bejat dan tak bermoral itu. Dia tak mau si 'bayi suci' lebih lama lagi hidup di lingkungan manusia yang tak mengenal budi.
Surga itu di telapak kaki ibu, tak perlu kita ragukan. Hadis nabi selalu relevan, sebab ia berdasarkan firman yang diwahyukan. Namun rupanya sebagian para ibu sekarang telah menyerahkan surga yang ada di telapak kaki itu seluruhnya untuk sang anak, dan ia sendiri lebih memilih neraka. Bukan karena pengabdian, namun karena lebih mengikuti bisikan syaithan. (*)



Korban AIDS Yang Malang

TUBUHNYA yang hanya tinggal tulang dibalut kulit terbaring kaku. Sang nyawa telah meninggalkannya, dijemput oleh malaikat Izrail. Entah apa yang dikatakan dan bagaimana cara 'malakul maut' mencabut nyawanya, hanya Allah sang pemberi keputusan yang tahu.
Kini tubuh yang dulu sempat menggiurkan hati dan membangkitkan birahi para 'lelaki hidung belang' itu sudah tercampakkan. Tak seorangpun dari sekian banyak langganannya dulu yang masih sudi menjamahnya. Dari tanah ia diciptakan oleh sang Khalik, kini kembalilah ia menjadi tanah. Hanya tinggal kenangan yang menggayuti hati siapa saja yang pernah bergaul dan kenal dengannya meski mungkin hanya lewat berita di media massa.
Kematian yang amat tragis. Sang pengidap AIDS yang sempat menghebohkan itu tutup usia dalam segala kenestapaannya. Jauh berbeda jika dia adalah seorang Muslim yang taat dan dengan suka rela menjalani syari'at. Insya Allah Hukum Razam akan lebih meringankan penderitaannya baik dalam sudut pandang dunia, lebih-lebih dalam konteks akhirat.
Tiada sahabat, keluarga dan sanak saudara yang sudi mengurusnya, diapun teronggok di ruang mayat Rumah Sakit Umum A.Wahab Syahrani Samarinda.
Dan rupanya penderitaannya tak hanya sampai disitu. Belum lagi mempertanggung jawabkan segala perbuatan di alam Kubur dan Akhirat, jasadnyapun masih harus terkatung menunggu prosesi penguburan.
Beruntung pihak Rumah Sakit masih punya kepedulian. Sang mayatpun dikebumikan sesuai aturan agama Islam. Bahkan dengan tulus ikhlas para tenaga perawat 'Ruang Flamboyan" mengadakan sedikit acara, mendo'akan mantan pasien yang sempat membuat hati mereka terenyuh.
Bagaimakah kabarnya arwah sang pengidap AIDS sekarang? Mungkinkah dia tengah mengecap kenikmatan kubur? Atau malah tengah merintih melanjutkan siksaan pedih yang sebelumnya pernah ia terima di dunia, untuk kemudian ia rasakan lagi dalam jerit dan lolong tangis hingga batas waktu yang entah sampai kapan?
Wallahu A'lam (*)
(Mengenang korban AID di RSAWS)




Pesan Penting Syaikh Usamah Bin Ladin
( Bagian I )
Berikut kami sajikan wawancara eksklusif wartawan Al-Jazeera dengan Syaikh Usamah Bin Ladin. Kami sajikan berseri dalam tujuh bagian.
Ayat (At taubah: 12-13): “Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka teloah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi kamu ? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

Kepada Amerika, saya ingin menyampaikan beberapa kalimah ini:
Demi Allah yang meninggikan langit tanpa tiang, Amerika tidak akan mengecap rasa aman Sebelum kami merasakannya di bumi Palestina. Dan sebelum semua tentara tentara kafir itu keluar meninggalkan bumi Muhammad saw. Allahhu Akbar…kemuliaan hanyalah bagi Islam ..wassalam
Si Bush bapak, dan Bush anak, bersama Clinton dan Sharon, mereka semua adalah kepala penjahat-penjahat dunia. Yang telah banyak mencabuli hak-hak kaum Muslimin, mereka telah membunuh anak-anak kaum Muslimin tanpa dosa. Darah mereka tidak akan hilang begitu saja, Insya Allah, selagi kita memerangi mereka dengan dasar agama ini.
Maka saya mengajak anda semua untuk terus bersama-sama teguh hati di jalan ini. Sesungguhnya kekuatan kafir akan bersatu demi menyeret kita dari jalan ini, maka berhati-hatilah, karena jika kita tinggalkan jalan ini, maka Allah akan menghinakan kita semua. Harus kita syukuri bersama dengan memperbanyak ketaatan kita kepada Allah swt. Semoga Allah menjaga keteguhan kita di jalan ini.
Di bulan Romadhon tahun 1422H yang berbarokah ini, dari penjuru bumi Afghanistan yang berkobar, sebagai bumi Ribath, Jihad dan Bumi Syuhada. Bersama serangan Salibis Kristen dunia yang di restui oleh seluruh pemimpin-pemimpin dunia Islam, keatas Mujahidin di bumi Afghanistan. Kami mulai serial film perang salib ini, agar kita ikuti bersama langkah-langkah kemajuan yang bakal kita rasakan bersama, sebagai permulaan hancurnya Amerika kepala dunia kafir dan syetan Akbar.
Pada kesempatan ini, kami berusaha untuk menunjukkan kesan-kesan serangan 11 September yang di berkahi itu, baik secara ekonomi, atau kemiliteran, juga kesan secara moral bagi seluruh dunia kafir. Dengan menerangkan hakikat peperangan akidah dan ideologi ini, bersama pengkhianatan para penguasa dunia Islam yang diikuti oleh para Ulamanya, kecuali mereka yang dirahmati Allah.
Kami panggil anda semua untuk mengakhiri masa kelalaian dan kehinaan, dan memasuki zaman kemuliaan Islam dan mengembalikan harga diri sebagai muslim, yang hanya dapat dicapai dengan jihad dan mati syahid fi sabilillah.


Saya ingin bertanya satu pertanyaan yang tersebar luas di seluruh dunia, bahwa Amerika mengaku mempunyai bukti yang kuat akan keterlibatan anda atas serangan ke kota New York dan Washington, lalu bagaimana pendapat anda?
Sebutan Amerika terhadap serangan itu sebagai Teror, adalah sebutan yang salah. Pemuda-pemuda yang melakukan serangan itu, dan telah memindahkan peperangan akidah ini ke bumi Amerika. Mereka juga telah berhasil menghancurkan lambang kebanggan negara itu, yakni lambang ekonomi dan militernya.
Mereka lakukan serangan itu berangkat dari sikap membela diri. Membela saudara-saudara kita di Palestina, dan sebuah usaha untuk membebaskan tempat-tempat suci kita. Maka jika sebutan untuk melakukan pembelaan diri seperti ini disebut sebagai Teror, dan jika membunuh para pembunuh saudara-saudara muslim kita di sebut sebagai Teror.
Silahkan sejarah menyaksikan bahwa kami adalah teroris.
Tetapi sumpah janji yang pernah anda sebutkan yakni “Demi Allah yang meninggikan langit tanpa tiang, Amerika tidak akan mengecap rasa aman sebelum kami merasainya di bumi Palestina” bisa menjadi bukti akan keterlibatan anda dengan serangan itu. Apa pendapat anda?
Kami memang sudah mengajak seluruh pemuda-pemudi Islam untuk terus melaksanakan serangan-serangan ke atas Amerika sejak bertahun-tahun yang lalu. Pengakuan empat pemuda yang terlibat serangan atas markas militer Amerika yang berada di Khobar (Saudi Arabia) membuktikan bahwa mereka memang terkesan dengan fatwa-fatwa dan selebaran-selebaran kami.
Maka kalau yang anda maksudkan sekarang bahwa mereka yang melakukan serangan 11 September itu juga terkesan dengan ajakan kami, mungkin hal ini benar. Karena memang tugas untuk mengajak umat Islam kepada jalan ini juga merupakan tugas yang pernah di emban oleh Rasulullah saw.
Yang tertera dalam Firman Allah SWT: “Maka beperanglah kamu di jalan Allah, tidaklah kamu dibebani kecuali dengan beban dirimu sendiri, dan kobarkanlah semangat umat mukmin (untuk berperang) Semoga Allah menolak kekuatan orang orang kafir itu, Allah maha kuat dan keras siksaa-Nya. (An nisa: 84)
Jadi untuk menghentikan dan memotong kezaliman kaum kuffar adalah dengan memerangi mereka. Peristiwa serangan 11 September itu didorong oleh ajakan kami, itu benar.
Baiklah Syaikh Usamah bin Ladin, Organisasi Al-Qaeda sedang menghadapi sebuah negara pemimpin dunia secara ekonomi, militer dan teknologi. Lantas bagaimana sebuah organisasi kecil seperti ini akan dapat mengalahkan sebuah negara seperti Amerika?
Alhamdulillah, peperangan ini bukanlah antara organisasi Al-Qaeda dan tentara salib dunia. Tetapi peperangan ini sebenarnya adalah perang antara umat Islam dan tentara salib dunia. Organisasi Al-Qaeda tumbuh di zaman ketika semua orang mempunyai pandangan bahwa Amerika tidak akan bisa di hancurkan atau bahkan lebih dari sekadar itu.
Bagaimana kamu akan bisa menghancurkan Uni Soviet ? Uni Soviet ketika itu memang sebuah kekuatan yang di segani dan ditakuti dunia, bahkan NATO juga sangat takut dengan Uni Soviet. Tapi, kini manakah kekuatan itu ? Allah telah memberikan kelebihan bagi kami dan saudara-saudara kami Mujahidin. Hingga Uni Soviet kini hanya tinggal kenangan. Uni Soviet telah hilang dari peta bumi.
Jadi yang telah memberi kekuatan kepada kami ketika itu untuk mengalahkan Uni Soviet, pasti masih mampu untuk memberikan kekuatan yang sama untuk menghancurkan Amerika. Semoga itu semua akan terjadi di bumi yang sama. Kami yakin bahwa Amerika bisa di tumbangkan, dan kami juga yakin ia lebih mudah dibanding menghancurkan Uni Soviet dahulu.


 ( Bagian 2 )
Bagaimana bisa begitu?
Kami telah mencoba, saudara-saudara kami yang berada di Somalia, merasakan seakan-akan Amerika bukanlah sebuah kekuatan, yang ada hanyalah propagandanya di media massa, maka majulah beberapa saudara-saudara kami dari sini bersama teman-teman mereka dari Somalia. Pada akhirnya Amerika keluar dengan membawa kekalahan yang hina. Mereka keluar dari bumi Somalia, lebih cepat dari waktu yang diperkirakan, dan sekaligus menafikan semua dongeng yang konon ia adalah negara terkuat, dan dia mampu melakukan apa saja.
Kami juga mempunyai percobaan dalam perang melawan Russia sejak tahun 1979 hingga 1989. Kemudian kami masih meneruskan peperangan itu melawan komunis-komunis yang ketika itu masih berada di Afghanistan. Kini kita telah memasuki minggu kedua peperangan dengan Amerika.
Jika kita lihat dengan kacamata kebangsaan, bukankah peperangan ini merugikan rakyat Afghan?
Pandangan seperti itu adalah pandangan yang tidak sempurna. Sejak kami menginjak bumi Afghanistan ini, yaitu pada tahun 1399 H bertepatan dengan tahun 1979 M Kerajaan Arab Saudi telah mengirim permintaan secara resmi kepada kami ketika itu, agar Usamah bin Ladin tidak memasuki bumi Afghanistan, karena jika saya ikut berperang bersama Mujahidin Afghan.
Saya mempunyai hubungan kekeluargaan yang dekat dengan penguasa Saudi, maka mereka mengirim permintaan itu secara resmi. Mereka takut jika Usamah ikut berperang kemudian tertawan oleh pihak Russia, itu akan menjadikan bukti yang cukup kuat yang menunjukkan bahwa Saudi Arabia mendukung perjuangan masyarakat Afghan dalam melawan Uni Soviet. Dan memang ketika itu dunia sangat takut dengan Uni Soviet.
Tetapi ketika itu saya tidak memperdulikan permintaan itu, dan mereka sangat keberatan dengan hal ini. Sebenarnya kedatangan kami kemari hanyalah karena untuk membela agama dan membantu saudara seiman kami. Yang merupakan kewajiban seluruh umat Islam, bukan hanya atas masyarakat Afghan saja. Seperti juga sekarang kewajiban seluruh umat Islam untuk membela saudara-saudara mereka di Palestina. Jadi memang hal ini memberatkan mereka (penguasa Saudi) tetapi ini adalah kewajiban yang harus di laksanakan.
Sebagai tambahan… mereka yang menganggap bahwa serangan Amerika ke Afghanistan ini adalah disebabkan keberadaan saya di sini, itu adalah salah besar. Karena Amerika bukan memusuhi saya secara peribadi, tetapi mereka memusuhi saya adalah karena saya mengajak umat Islam untuk melawan Yahudi dan Amerika demi untuk membela umat Islam. Kemudian bermulalah permusuhan Amerika kepada saya. Dan sudah di maklumi bahwa Amerika tidak akan tinggal diam dengan kebangkitan negara Islam.

Amirul Mukminin (Mulla Muhammad Omar) telah menerangkan hal ini berulangkali. Bahwa serangan Amerika ini bukan karena Usamah bin Ladin tetapi karena hukum Islam yang terlaksana di sini. Amirul mukminin juga berkata: “Dahulu Inggris datang menyerang Afghanistan, sedang ketika itu Usamah tidak ada di sini. Kemudian Russia datang kemari, dan ketika itu Usamah tidak ada di sini, dan kini Amerika tiba di sini, semoga Allah menghancurkannya sebagaimana kekalahan sekutu-sekutu mereka.
Kembali kepada kejadian 11 September, menurut anda apa sebenarnya yang terjadi. Apa pula kesan terhadap pemerintah Amerika dan Dunia ?
Apa yang terjadi pada hari selasa 11 September di New York dan Washington adalah kejadian yang sangat besar, dan tangisan mereka hingga kini belum berhenti. Jika runtuhnya bangunan-bangunan itu adalah sebuah kejadian yang sangat besar, masih ada yang lebih besar dari itu yakni kerugian ekonomi yang harus ditanggung Amerika.
Menurut keterangan mereka sendiri, bahwa kerugian di Bursa Wall Street mencapai 16%.
Menurut mereka kerugian seperti ini belum pernah terjadi sejak pasar itu dibuka 230 tahun yang lalu. Jumlah keseluruhan modal di pasar itu mencapai 4 Trilyun Dollar. Lalu kalau kita lihat 16% dari 4 Trilyun untuk mengetahui berapa jumlah kerugian sebenarnya, maka akan kita dapati sebanyak 640 milyar Dollar kerugian mereka, dan itu terjadi dalam sehari.
Jumlah ini jika kita bandingkan dengan anggaran belanja negara Sudan umpamanya, akan mencukupi untuk selama 640 tahun. Perputaran keuntungan uang harian rakyat Amerika adalah 20 milyar dollar, meskipun begitu mereka masih meliburkan asset-asetnya setelah kejadian itu, bahkan hingga hari ini mereka masih libur. Karena terkejut dengan kejadian itu.
Jadi kalau kita kalikan 20 milyar kali 7 hari seminggu, maka akan mencapai 140 milyar Dollar. Kalau kita tambahkan lagi dengan 640 milyar tadi maka akan mencapai 780 milyar dollar. Itu kerugian mereka. Belum lagi ditambah dengan kerugian bangunan-bangunan yang runtuh itu, yang kira-kira lebih dari 30 milyar dollar. Kemudian mereka juga menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan penerbangan telah memecat lebih dari 170 ribu pekerja, baik perusahaan pesawat pengangkut atau perusahaan pesawat penumpang. Sebuah penyelidikan menyebutkan bahwa 70% rakyat Amerika hingga kini masih trauma dengan bangunan-bangunan tinggi dan pesawat terbang karena kejadian 11 September itu. Pengusaha hotel Amerika yang cukup besar yakni Intercontinental Company telah memecat 20 ribu pekerjanya. Juga masih banyak lagi kerugian-kerugian yang harus ditanggung oleh Amerika. Dan semakin hari semakin bertambah.
Jadi bisa diperkirakan bahwa jumlah total kerugian mecapai 1 trilyun dollar.. Alhamdulillah. Tetapi masih ada kerugian yang lebih besar dari sekadar runtuhnya bangunan tinggi itu. Yaitu semua teknologi yang kononnya membela hak asasi manusia yang diprakarsai oleh Amerika telah hancur di mata masyarakat. Hal itu kelihatan ketika pemerintah Amerika melarang media massa apapun untuk menyiarkan pernyataan-pernyataan saya yang hanya beberepa menit saja.
Sebenarnya mereka telah merasa bahwa rakyat Amerika mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bahwa kami bukanlah Teroris seperti yang mereka tuduhkan. Tetapi karena kita dimusuhi di Palestina, Iraq, Sudan, Filipina, Kashmir dan di mana saja, dan serangan itu adalah sebuah balasan atas apa yang mereka lakukan selama ini, maka mereka lupakan dasar ideologi mereka yaitu kebebasan berbicara. Jadi masyarakat Amerika dan pada umumnya masyarakat Barat, akan memasuki kehidupan yang sangat suram, karena semua pemimpin mereka terlibat dengan lobi Zionis hingga mereka harus membelanya sehidup semati demi mempertahankan kursinya. Sedang Zionis melaksanakan Teror terbesar dunia dengan membunuhi anak-anak kita yang tak berdosa.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia memandang serangan 11 September itu adalah sebuah Teror terhadap rakyat yang tidak berdosa dan sebagainya. Lalu apakah pandangan anda dan pandangan organisasi yang anda pimpin ini?
Menurut saya, serangan 11 September justru menunjukkan besarnya kegiatan Teror yang dilakukan Amerika. Bush sendiri berkata bahwa manusia ini hanya terbagi dua yang pertama pendukung Bush dan sekutu-sekutunya, dan negara manapun yang enggan untuk mengikuti kelompok salibis ini maka dia akan di anggap negara teroris.
Bukankah sikap seperti ini adalah Teror besar?
Akhirnya, tidak sedikit dari negara-negara lemah yang terpaksa memasuki kelompok salibis ini Sedangkan pemimpin-pemimpin mereka benar-benar memahami bahwa selama ini kami hanya membela saudara-saudara kami Karena itu, jika kita perhatikan pernyataan para pemimpin negara-negara itu bahwa harus ada penyelesaian total terhadap permasalahan Teror ini dari akarnya
Lalu apa inti permasalahannya?
Mereka bilang permasalahan Palestina. Tetapi karena mereka takut terhadap Amerika mereka tidak berani mengajukan permasalahan ini Mereka tuduh kita teroris, tetapi mereka sendiri tidak bisa menyelesaikan permasalahan Palestina. Maka dengan serangan itu, barulah Bush dan Blair sudi berkata bahwa “Sudah waktunya untuk kita berikan hak pendirian negara Palestina yang merdeka”
Subhanallah… sejak berpuluh-puluh tahun permasalahan ini timbul, baru sekarang mendapatkan penyelesaiannya ? Jadi… mereka tidak akan faham kecuali bahasa serangan dan kematian. Sebagaimana mereka membunuhi kita, maka seperti itulah yang harus kita lakukan terhadap mereka.
Supaya ada keseimbangan, dan kini baru pertama kalinya keseimbangan dalam menghormati antara umat Islam dan kafir itu tercapai. Sebelum ini mereka lakukan apa saja yang mereka inginkan terhadap kita. Kemudian korbanyya dilarang untuk menjerit kesakitan.
Mereka hancurkan umat Islam, kemudian Clinton muncul di layar kaca dan berkata “Israel berhak untuk membela diri” seperti yang terjadi setelah Tragedi Qana, bahkan sekadar mengutuk Israel saja dilarang dan ketika bermulanya masa pemerintahan Bush dan Powell, mereka berkata: “Akan kami pindahkan kedutaan Amerika di Israel ke kota Jerusalem, dan kota itu akan menjadi ibu kota Israel.” Lalu bergemuruhlah tepuk tangan di Kongres Amerika.
Ini benar-benar sebuah kezaliman, dan mereka tidak akan faham kecuali dengan bahasa kasar seperti kejadian 11 September itu. Dan Alhamdulillah… peperangan ini telah memasuki bumi Amerika, dan kami akan meneruskannya hingga mencapai cita cita atau kami mati sebagai Syahid.




( Bagian 3 )
Tuan, saya perhatikan jawaban-jawaban anda sering menunjuk kepada permasalahan Palestina. Sedangkan judul perjuangan anda sebelum ini kalau boleh saya katakan adalah seperti yang Tertera dalam sepotong hadis “usirlah orang orang Musyrikin dari Jazirah Arab” Dan sejak dahulu perjuangan anda hanya menitik beratkan kepada pengusiran tentara Amerika dari Jazirah Arab. Tetapi akhir-akhir ini kami perhatikan anda mulai mengubah arah, anda menjadikan permasalahan Palestina atau yang anda sebut sebagai permasalahan Al-Aqsha sebagai tujuan utama. Apa komentar anda?
Sudah tidak di ragukan lagi bahwa jihad hukumnya Fardhu ‘ain di zaman ini. Baik itu untuk membebaskan Al-Aqsha dan membela saudara seiman di Palestina, Iraq, Kashmir dan sebagainya. Dan tidak diragukan juga bahwa membebaskan tanah suci dari penjajahan Amerika juga hukumnya Fardhu ‘ain. Tetapi tuduhan bahwa Usamah sekarang mendahulukan permasalahan Palestina dari permasalahan tanah suci itu tidak benar, karena saya telah memulai mengajak umat Islam untuk memboikot produk-produk Amerika sejak tahun 1407 H (1987 M). Ketika itu saya katakan bahwa harta-harta kita di ambil oleh Amerika dan diberikan kepada Yahudi, lalu di gunakan untuk membunuh saudara-saudara kita di Palestina.
Tetapi kedua dua permasalahan ini hukumnya sama yaitu fardhu ain, dan masih banyak lagi fardhu-fardhu ain yang lain. Karena itulah garis peperangan yang kami buka sejak dahulu adalah garis peperangan melawan Yahudi dan Kristen Salibis. Karena kadangkala di satu arah lebih terbuka dari yang lain, maka kita bergerak di arah itu dengan tanpa melalaikan kewajiban lainnya. Jadi bermulanya gerakan Intifadhah pada bulan Rajab dahulu telah memanggil kami untuk menitik beratkan permasalahan ini. Perpindahan ini hanyalah sebuah perpindahan dari kewajiban kepada kewajiban. Perpindahan seperti ini menurut saya tidak ada salahnya. Karena semuanya sama saja, memukul Amerika demi membela Palestina juga berarti memukulnya untuk membela tanah suci.
Baiklah Syaikh, anda telah berfatwa akan wajibnya berjihad melawan Yahudi dan kelompok salibis, tetapi kami lihat ada fatwa-fatwa ulama yang lain, yang selaras dengan fatwa anda ini, dan ada juga yang kami temui berlawanan dengan fatwa anda, mereka mempertanyakan: “Mengapa kita memerangi Yahudi hanya karena dia beragama Yahudi ? Atau Nasrani karena dia beragama Nasrani?
Alhamdulillah, sebenarnya sudah banyak fatwa yang menerangkan masalah ini. Di Pakistan umpamanya, para ulama yang diketuai oleh Mufti Nizamuddin telah mengeluarkan fatwa dalam masalah ini. Di tanah suci juga oleh Syaikh Hamud bin Uqla as Syuaibi, semoga Allah memberkahi umurnya. Beliau adalah ulama besar di jazirah Arab, yang mendukung peperangan melawan Yahudi yang selama ini membantai umat Islam di Palestina dan sebagainya, yang fatwa ini juga di dukung oleh Syaikh Sulaiman bin Ulwan, bahkan ada sebuah buku karangan salah seorang pelajar Islam yang menerangkan tentang hakikat peperangan Salib baru. Semua itu menafikan pernyataan mereka yang menganggap peperangan ini tidak benar.
Lalu bagaimana dengan mereka yang terbunuh tanpa dosa?
Membunuh penduduk sipil dan mereka yang tidak berdosa sebagaimana yang di tuduhkan oleh mereka yang mengaku sebagai golongan intelektual, adalah pernyataan yang aneh. Siapakah yang menganggap bahwa anak-anak kita dan penduduk sipil kita bukan masyarakat yang tidak berdosa, dan darah mereka halal ditumpahkan. Jika kita membunuh penduduk sipil mereka, seluruh dunia menjerit dan Amerika akan mengajak seluruh sekutunya untuk menghancurkan kita.
Siapakah yang berkata bahwa darah kita tidak berharga dan darah mereka adalah darah yang mahal ? Siapakah yang terus-menerus terbunuh di negeri-negeri kita sejak berpuluh puluh tahun yang lalu?
Lebih dari 1 juta anak-anak mati di Iraq, bahkan hingga kini masih terus berguguran. Tapi kenapa kita tidak mendegar ada jeritan atau perasaan sedih dari pihak manapun ? Telah di riwayatkan dari Nabi kita Muhammad saw. Dalam sebuah hadis sahih: Ada seorang wanita yang dimasukkan ke neraka karena anak kucing, yang di ikatnya, dia tidak memberinya makan atau juga tidak mengizinkannya untuk mencari makan walau di tempat sampah. Ini hanya karena anak kucing, lalu bagaimana dengan jutaan nyawa umat Islam yang terbunuh selama ini ?
Mana pembelaan para intelektual, mana para pembelaan penulis, manakah mereka yang dihatinya punya sedikit perasaan kasihan. Kenapa mereka menjerit-jerit jika melihat seorang Yahudi yang terbunuh, sedang setiap hari Yahudi membantai anak-anak kita. Ada sesuatu yang tidak beres di sini, yang harus segera di perbaiki. Tetapi tabiat manusia memang selalu mengekor yang kuat. Mereka jika menuduh kita dengan tuduhan yang tidak terbukti, mereka tahu kita tidak akan menjawab tuduhan itu.
Jika mereka duduk di pihak Amerika mereka merasa bangga. Ada sebuah cerita tentang seorang raja Arab yang membunuh salah seorang rakyatnya. Semua orang tahu bahwa raja memang haus darah. Lalu abang orang yang terbunuh tadi membalas dendam dan membunuh raja itu. Tetapi justeru dia mendapati hardikan dari masyarakat, mereka bilang, kau bunuh raja itu hanya karena adikmu ? Lalu siapakah yang mengistimewakan darah raja ini dari rakyatnya ? Keduanya sama-sama jiwa, begitu juga di zaman ini jiwa umat Islam juga berharga.
Lalu si abang ini berkata: “Adikku adalah rajaku.” Maka bagi saya semua anak-anak kita di Palestina adalah raja-raja kami. Oleh karena itu kita bunuh raja-raja mereka sebagai balasan karena mereka juga telah membunuh raja-raja kami. Ini adalah sesuatu yang di perbolehkan oleh Syariat dan masuk akal.
Jadi anda hanya ingin membalas dengan balasan setimpal ?
Ya, dan itu diperbolehkan baik secara Syar’I dan juga secara akal, karena mereka yang banyak bicara dalam masalah ini sebagiannya berbicara dari segi hukum Syar’inya. ( Bersambung Insya-Allah )


 ( Bagian 4 )

Apa dalil anda?
Ada dalilnya, bahwa Rasulullah SAW melarang membunuh anak-anak dan wanita dalam peperangan. Ini memang benar dan sahih dari Nabi SAW. Tetapi larangan ini tidak mutlak, ada dalil-dalil lain yang mengecualikan larangan ini. Seperti Firman Allah : Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan setimpal. (An Nahl:126)
Para ahli ilmu berkata, yakni Al-Imam Ibnul Qayyim dan Syaukani dan ulama-ulama Islam lainnya, begitu juga Imam Qurtubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa jika orang orang kafir itu sengaja membunuhi anak-anak dan wanita kita, maka boleh bagi kita untuk melakukan hal yang sama sebagai pelajaran bagi mereka agar mereka berhenti. Adapun mereka yang bersuara bahwa tidak patut bagi kita untuk membunuh anak-anak mereka sebenarnya mereka bicara tanpa dasar.
Dan pemuda-pemuda yang telah berhasil melakukan serangan itu, mereka tidak bermaksud untuk membunuh anak-anak. Tetapi mereka menyerang markas terbesar kekuatan militer yang terkuat di seluruh dunia. Gedung Pentagon yang ditempati lebih dari 64 ribu pekerja itu adalah markas tentara dan pusat pengendalian.
Lalu bagaimana dengan World Trade Center di New York?
Yang terbunuh di bangunan WTC adalah pakar-pakar ekonomi, dan WTC bukan taman kanak-kanak. Yang berada di dalam bangunan itu adalah golongan yang mendukung sebuah kekuatan ekonomi yang membuat kerusakan di bumi. Jadi marilah kita jujur dalam memandang. Perbaiki kembali perhitungan anda, karena serangan itu hanyalah sebuah balasan dari apa yang telah dilakukan oleh mereka sendiri.
Syaikh Usamah, kita lihat sekarang Media massa berbicara bahwa anda memimpin sebuah organisasi yang mempunyai jaringan yang meluas. Dan katanya kekuatan Al-Qaeda ini juga cukup di segani. Anda menggunakan kekuatan ini untuk melaksanakan serangan-serangan atas orang-orang kafir. Anda juga memberikan supply kepada kelompok-kelompok Islam radikal lainnya. Yang ingin saya tanyakan adalah seberapa besar hubungan antara Al-Qaeda, dengan seseorang yang bernama Usamah bin Ladin.
Saya ulangi apa yang telah saya katakan tadi, bahwa hal ini bukan khusus bagi saya. Bukan juga khusus bagi Al-Qaeda. Kita adalah anak-anak umat Islam, pemimpinnya Muhammmad saw. Robb kita satu yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan Nabi kita satu yaitu Muhammmad saw.
Kiblat kita satu, dan kita adalah umat yang sama. Kita juga mempunyai kitab yang sama. Kitab ini mengikat kita dengan ukhuwwah Iman. Jadi setiap mukmin adalah saudara. Jadi permasalahan ini bukan seperti yang digambarkan Barat bahwa peperangan ini antara Amerika dan Al-Qaeda, sebenarnya sebutan Al-Qaeda adalah sebuah nama lama.
Nama ini tumbuh dengan tanpa sengaja. Dahulu saudara Abu Ubaidah Al-Pansyiri telah membuat sebuah kamp latihan untuk melawan pasukan tempur Russia yang teroris itu, maka kamp itu kami namai dengan “Qaeda” yang dalam bahasa arab berarti markaz pusat latihan.
Kemudian nama itu tumbuh dengan sendirinya. Sebenarnya kita tidak terpisah dari umat ini. Mereka adalah saudara kami dan kami juga saudara mereka. Lihat saja demonstrasi-demonstrasi yang tersebar dari negeri timur Filipina, Indonesia hingga ke negeri-negeri Barat sampai ke Mauritania.
Kita berbicara tentang umat, adapun pemuda-pemuda yang telah mengorbankan diri mereka di New York dan Washington itu, mereka adalah wakil-wakil umat ini, mereka menyatakan bahwa harus ada pembalasan atas orang-orang zalim itu.
Bukan semua Teror itu tercela. Ada Teror yang baik dan ada yang tercela. Umpamanya kita lihat penjahat-penjahat itu merasa takut dengan polisi. Lalu apakah kita katakan kepada polisi itu bahwa anda adalah teroris karena selalu menteror (menakut nakuti) penjahat ?
Tentu tidak, karena Teror polisi terhadap penjahat ini adalah Teror yang terpuji dan baik. Dan Teror para penjahat terhadap masyarakat adalah Teror yang tercela. Amerika dan Israel sekarang melaksanakan Teror tercela ini. Dan kami melaksanakan Teror baik yang akan menghentikan mereka dari terus-menerus membantai anak-anak kita di Palestina dan sebagainya.
Lalu apakah strategi organisasi Al-Qaeda ini terhadap negara-negara Arab, dilihat dari segi dukungan beberapa negara-negara Arab terhadap tuduhan Amerika tentang keterlibatan anda dengan serangan 11 September itu ? Kita lihat beberapa negara Arab sangat keras mengecam anda dan apa jawaban anda terhadap kecaman keras dari menteri dalam negeri Saudi Arabia ?
Saya ulangi lagi, bahwa sebenarnya kami adalah sebagian dari umat ini, dan tujuan kami adalah membela umat dan mencabut hukum buatan manusia yang selama ini dipaksakan oleh Amerika atas negara-negara umat Islam. Tujuan kami adalah menjadikan umat ini di bawah hukum Robb-nya yang telah menciptakan mereka.
Saya telah mendengar sebagian dari ucapan menteri dalam negeri Saudi yang telah menuduh saya mengkafirkan umat Islam. Nauzubillah…kami menganggap semua umat Islam adalah Muslimin Dan kami tidak mengkafirkan seseorang pun kecuali yang telah melakukan sesuatu perbuatan yang membatalkan ke-Islamannya Seperti yang telah di jelaskan oleh para ulama Muslimin.
Tujuan kami adalah untuk menyatukan umat ini di bawah naungan Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya SAW. Kami juga ingin mendirikan kembali kekhilafahan Islam yang telah diberitahukan oleh Nabi kita SAW dalam sebuah hadis sahih, bahwa kekhilafahan yang suci pasti akan datang kembali di akhir zaman nanti dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tetapi umat ini harus menyatukan kekuatannya untuk menghadapi serangan salibis ini. Karena serangan Amerika ke Afghanistan, adalah sebuah permulaan Perang Salib atas umat Islam. Perang salib kali ini adalah yang paling mengerikan dibanding perang salib yang terjadi sebelumnya. Bush sendiri telah menyebutkan dengan lisannya sendiri “Crussade” yakni Perang salib.
Anehnya, kita selalu dituduh dengan pernyataan-pernyataan yang sebenarnya tidak pernah kami lafazkan. Lalu sebagian umat Islam mempercayai tuduhan itu, seperti yang baru anda sebutkan tadi, saya dituduh mengkafirkan umat Islam, Nauzubillah…Saya tidak pernah menyatakan hal itu, tetapi ketika Bush benar-benar berkata “Perang salib” mereka mencari-cari alasan untuk menafikannya “ooo tidak, tidak, dia tidak bermaksud perang salib yang itu” sedang Bush benar-benar menyatakannya dan dia benar-benar bermaksud perang Salib..!!.
Jadi dunia kini terbagi dua, dan dalam hal ini Bush telah jujur, yakni hanya ada dua pilihan, bersama Amerika, atau bersama teroris atau juga bisa disebut, anda mau ikut tentara Salib atau bersama tentara Islam..
Gambaran Bush sekarang adalah seperti orang yang berdiri di depan barisan dan membawa salib yang besar. Saya bersumpah dengan nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa barang siapa yang ikut di belakang Bush maka telah murtad dari agama Allah..
Dan hukum ini adalah hukum yang sangat jelas tertera di dalam kitab Allah. Dan tidak sedikit dari ulama Islam yang telah menfatwakan hal ini, dengan dalil firman Allah (Al-Maidah: 51), “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpn bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Para ulama berkata: Barangsiapa yang berloyalitas kepada orang kafir, maka ia telah kafir.
Dan bentuk sebuah loyalitas yang paling nyata adalah Al-Munasharah (bekerjasama) baik dengan lisan atau anggota badan. Jadi barangsiapa yang mengikuti Bush dalam menyerang Islam kali ini, telah kafir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dan dalam firman Allah (Al-Maidah: 52- 53), “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: ”Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu ?”Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.”
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsir ayat ini: “Pada awalnya para sahabat tidak mengetahui bahwa dedengkot munafiqin (Abdullah bin Ubay bin Salul) telah kafir. Lalu ketika terjadi permusuhan antara umat Islam dan Yahudi, dan Rasulullah SAW ingin menghancurkan umat Yahudi, dedengkot munafiqin ini bergerak mendukung pihak Yahudi, dan berbalik memusuhi Rasulullah SAW.
Maka turunlah ayat itu, jadi orang yang mendukung orang-orang kafir, dia dihukumi kafir. Dan ayat yang setelah itu masih menerangkan permasalahan yang sama, (Al Maidah: 54). “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka an merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Jadi saya nasehatkan kepada seluruh umat Islam agar berhati-hati dalam mendukung Yahudi dan Nasrani. Dan siapapun yang sudah terlanjur, walau hanya dengan lisan, maka hendaknya ia memperbarui imannya dan bertobat kepada Allah Subhanahu Wata’ala..
Walau hanya dengan lisan?
Ya … walau hanya dengan lisan, dia telah murtad dari agama Islam.
Kalau begitu anda telah mengkafirkan jumlah yang besar dari umat ini?
Tidak, tidak besar… hukum ini adalah hukum yang paling nyata dalam kitabullah.
( Bersambung Insya Allah )

Bagian 5
Bagaimana dengan pemerintah negara-negara Arab dan Islam ?
Semua yang melakukan hal itu,… tidak perlu kita sebutkan si fulan atau si allan. Kenalilah Al-Haq, maka akan kau kenali penganutnya. Jangan kau kenali Al-Haq itu dengan melihat kelakuan seseorang. Ini Kitab Allah telah nyata. Walaupun seluruh dunia ini bersepakat untuk mengubah salah satu hukumnya, keimanan kami tetap tidak akan berubah. Dan kini hanya ada dua, Al-Haq atau bathil, Islam atau kufur.
Tidak adakah uzur bagi orang-orang yang terpaksa ? Sebagai contoh umpamanya Negara Qatar, negara ini kecil, jika dia tidak mengikut kehendak Amerika, dia akan di hancurkan. Apakah tidak ada uzur dalam keadaan seperti ini ?
Dalam hal ini, hal yang berkenaan dengan penghapusan agama Islam dan nyawa umat Islam, keterpaksaan yang mereka nyatakan itu tidak termasuk dalam bentuk keterpaksaan yang di bolehkan dalam syariah.
Sebagai contoh… suatu hari pemimpin Qatar memerintahkan polisinya untuk membunuh anak anda. Lalu jika kita tanyakan kepada polisi itu “mengapa anda bunuh anak ini ?” lalu dengan mudah dia menjawab bahwa dia terpaksa. Nah… akan habislah nyawa umat ini hanya karena alasan seperti itu. Alasan seperti itu tidak termasuk uzur dalam syariah.
Bukanlah jiwa polisi itu lebih mulia dari anak yang terbunuh itu, kalau umpamanya polisi menolak,…dia akan dizalimi. Tetapi dia tetap tidak berhak untuk membunuh jiwa muslim yang lain hanya demi mempertahankan nyawanya.
Apa pendapat anda dengan anggapan bahwa anda anti modern ?
Hakikat ini tidak bisa ditutup-tutupi hanya dengan anggapan seperti itu, bagi kami apa yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah itulah yang kami terima dan kaum Yahudi dan Nasrani untuk menutup-nutupi serangan mereka terhadap umat ini, mereka persembahkan sesuatu yang namanya dunia modern dan sayangnya yang tertipu justeru para intelek umat Islam, mereka tipu umat ini dengan sebutan “perdamaian” sedangkan itu semua adalah dongeng yang tidak akan pernah terjadi.
Perdamaian ?
Perdamaian yang mereka gembar-gemborkan itu sebenarnya untuk membius umat Islam supaya mudah disembelih sedang pembunuhan umat Islam tetap berlangsung, kemudian jika kita bergerak untuk mempertahankan diri, mereka bilang kita golongan teroris. Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga umat Islam memerangi Yahudi, hingga Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, dan batu atau pohon itu berkata “wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada Yahudi bersembunyi di belakangku kemarilah dan bunuhlah dia” kecuali pohon Gharqad, karena dia adalah pohon Yahudi.
Jadi barangsiapa yang menafikan permusuhan Islam dengan Yahudi maka telah mengingkari apa yang telah diwahyukan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Muhammad SAW. Peperangan antara kita dan musuh-musuh Allah akan berlanjut hingga hari kiamat, dan tidak ada kata Damai, Nobel perdamaian itu hanya di berikan kepada penjahat-penjahat kelas dunia. Lihat saja Anwar Sadat, yang terkenal telah menjual bumi umat Islam kepada Yahudi itu diberi hadiah Nobel perdamaian…Jadi kita kini di zaman seperti yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis sahih.
“Akan datang kepada umat manusia tahun-tahun penipuan, di mana si penipu lebih dipercayai dari si jujur dan orang yang amanah banyak dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara di waktu itu. Rasulullah SAW ditanya: “Apakah itu Ruwaibidhah wahai Rasulullah ?” beliau bersabda: “Orang bodoh yang pandai berbicara.”
Dan inilah yang sedang kita lihat keadaan dunia kita hari ini. Jadi perdamaian itu hanya tipuan. Tetapi dengan izin Allah pertolongannya telah dekat, dan akan tiba tidak lama lagi.
Jadi bisa kita ambil inti pernyataan anda bahwa kebanyakan umat Islam kini terperangkap dalam jaring perang salib yang ditebar oleh pihak Kristen. Lalu menurut anda bagaimana jalan keluarnya ?
Kita sekarang dalam peperangan yang sengit melawan Yahudi dan penolong-penolongnya dari golongan Nasrani dan Yahudi sendiri. Kita tidak akan henti-hentinya dalam membunuh Yahudi Isarel yang tidak henti-hentinya membunuhi anak-anak kecil kita dan menguasai tanah suci Al-Aqsha dengan paksa.
Dan barangsiapa yang ikut ke dalam benteng mereka, maka jangan menyesali diri di kemudian hari. Jika anda tanyakan bagaimana jalan keluarnya, maka jalannya ada di tangan mereka.
Adapun kami, kami hanya mempertahankan diri, kami diserang maka kami membalas, jadi yang menyerang harus menghentikannya. Adapun Yahudi, memang kita telah diberitahu oleh Rasulullah SAW bahwa peperangan antara Islam dengan Yahudi hingga hari kiamat. Tetapi Amerika mengorbankan dirinya dan rakyatnya sejak lebih dari 53 tahun yang lalu. Dialah yang pertama mengakui negara Israel, dan dialah yang memeliharanya, dan dialah yang membantunya.
Dialah yang pertama membuat garis penerbangan bantuan secara langsung di tahun 1973 dari Amerika ke tel Aviv. Dengan persenjataan, personal, dan sebagainya, hingga mengubah jalannya peperangan. Lalu bagaimana bisa kita biarkan ? Bahkan menjadi kewajiban setiap muslim untuk memeranginya.
Kami hanya mengeluarkan sedikit pernyataan, tetapi ternyata telah menggentarkan Negara Salib Amerika dan dunia sampai mereka membuat isu yang lucu. Mereka bilang bahwa dalam ceramah-ceramah Usamah ada sandi-sandi yang ditujukan kepada teroris dunia. Sepertinya kita sedang hidup di zaman batu, tidak ada kemudahan pos, tidak ada telefon, tidak ada internet dan sebagainya, jadi lucu sekali..
Apa yang saya ucapkan hanya beberapa kalimat, yaitu bahwa Amerika tidak akan merasa aman lagi selagi Israel masih bercokol di bumi Palestina… nah… pernyataan ini ternyata telah membuka kedok Amerika yang selama ini selalu mendahulukan kemaslahatan Israel walaupun harus mengorbankan kemaslahatan rakyatnya.
Jadi jika Amerika mau keluar dari permasalahan ini, mudah saja… keluarlah dari bumi Jazirah Arab dan hentikan bantuannya kepada Israel, dan jangan ikut campur urusan umat Islam. Tawaran ini jika kita berikan kepada seorang anak kecil di taman kanak-kanak pasti akan dia selesaikan dengan mudah. Tetapi Bush tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini, kecuali jika pedang sudah terhunus di lehernya nanti.
( Bersambung Insya Allah )


( Bagian 6 - selesai )

Baiklah Syaikh Usamah, apakah pesan anda kepada ummat Islam ?
Saya tegaskan di sini bahwa dalam peperangan salib ini akan kita teruskan hingga kita menemui Allah SWT. Dan terus akan kita ajak umat ini untuk bergerak bersama. Dan peperangan itu kini sedang terjadi. Jadi negara mana saja yang ikut ke dalam benteng Yahudi, hendaknya jangan menyesali dirinya di kemudian hari nanti.
Dan keterangan Syaikh Sulaiman Abu Ghaits dalam pernyataan resminya bahwa serangan akan di konsentrasikan ke Amerika dan Inggris . Itu bukan maknanya hanya dua negara ini saja yang memusuhi umat Islam, tetapi itu semua hanyalah untuk memberi waktu kepada negara-negara yang lain untuk berfikir kembali.
Coba fikir…apa urusan Jepang dalam peperangan ini ? Apa yang memaksa Jepang untuk ikut campur tangan dalam peperangan sengit ini ? Dan saya yakin Jepang tidak akan mampu untuk ikut campur dalam peperangan ini, jadi cobalah fikirkan kembali. Dan apa juga urusan Australia dengan korban perang salib di Afghanistan ini ? Lalu apa juga urusan Jerman ? Sebenarnya mereka semua diikat dengan satu ikatan yaitu ikatan kekufuran dan Salibiah.
Jadi perang salib ini seperti perang perang salib yang lalu, Richard, dan Barbarosa dari Jerman, dan Louis dari Perancis. Dan kini hal serupa terjadi, ketika Bush mengangkat salib, mereka berlomba-lomba untuk mengikutinya. Lalu apa urusan negara-negara Arab yang sampai berani ikut secara terang-terangan. Mereka lebih senang untuk tinggal di benteng kufur dunia. Jadi barangsiapa yang ikut membantu benteng salib walau hanya dengan lisan, atau bantuan logistik, maka dia wajib diperangi. Lalu apakah kamu memberikan bantuan logistik untuk membunuh anak-anak umat Islam ? Bagaimana kita bisa mempercayai orang yang kononnya mencarikan bantuan untuk korban peperangan di Afghanistan, sedang dia adalah penyebab utama masuknya tentara salib ke tanah suci.
Bagaimana kita mempercayainya, sedang dialah yang meyebabkan terbunuhnya lebih dari dua juta bayi di Iraq. Lalu apakah mereka ini tidak memiliki perasaan ? Apakah mereka tidak punya iman ? Bagaimana iman mereka bisa sah sedang mereka membantu orang-orang kafir untuk membunuhi umat Islam ?
Mereka yang banyak bicara tentang hak asasi manusia di Amerika, tidak pernah merasakan sedihnya kehilangan anak. Mereka juga tidak pernah mau tahu tentang apa yang sedang dialami oleh anak-anak kita di Palestina. Mengapakah saudara-saudara kita di Palestina harus hidup dalam ancaman pesawat-pesawat helikopter Israel, mereka ditembaki di rumah-rumah mereka, bersama anak dan isteri mereka, sedang orang-orang bodoh itu berpura-pura menangisi korban serangan 11 September di Amerika dan mereka tidak pernah sekalipun menangisi korban Palestina.
Apakah mereka tidak takut dengan akibat perbuatan itu ? Sedang Rasulullah SAW Bersabda: “Barang siapa yang tidak pernah berperang melawan orang kafir maka akan dikenai kiamat sebelum hari kiamat”
Takutlah kepada Allah dan lepaskanlah boikotmu atas anak-anak yang tidak berdosa itu. Adapun Barat,… terserah mereka…. Eropa mau ikut campur.. silahkan memang itu urusan mereka. Dan bagi kami pasti akan kami perangi siapa saja yang ikut ke dalam benteng Yahudi.
Dan Amerika dengan rakyatnya juga bebas, mereka ikut dalam benteng Yahudi, .. jadi bersiaplah dengan pukulan kami nanti. Bagi kami,… kami sedang berada dalam ibadah jihad, Rasulullah SAW bersabda: “Berdirinya (seseorang muslim) sejenak di saf (benteng umat Islam) adalah lebih baik dari beribadah selama 60 tahun.”
Lalu kelebihan apakah yang lebih besar dari ini ? Di dalamnya ada keridhaan Allah SWT, dan kita perjuangkan agama ini. Kepada umat Islam saya pesankan, agar mereka yakin dengan pertolongan Allah SWT dan sahutlah perintah Allah dan rasul-Nya dengan berjihad melawan kekufuran dunia. Demi Allah beruntunglah orang yang mendapat Syahid dalam peperangan ini. Beruntunglah orang yang sudi berdiri di bawah panji-panji Muhammmad SAW untuk memerangi kesatuan salib dunia. Hendaknya setiap Muslim sanggup untuk bergerak membunuh orang-orang Amerika yang berada di benteng salibis itu. Karena hal itu merupakan kewajiban utama di zaman ini. Dan hendaknya mereka mengingat ajaran Nabi SAW ketika beliau ajarkan kepada Ibnu Abbas ra.: “Wahai anak… akan ku ajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah batasan-batasan perintah Allah, pasti Dia akan menjagamu, taatilah perintah-perintahnya, pasti Dia kan bersamamu. Jika kau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika kau ingin meminta tolong maka mintalah dari Allah. Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat ini berkumpul untuk menolongmu, pasti mereka tidak bisa menolongmu kecuali dengan apa yang telah Allah tuliskan bagimu. Dan walaupun mereka bersepakat untuk menghancurkanmu, mereka tidak akan bisa mengganggumu kecuali sekadar apa yang telah Allah tuliskan ke atasmu. Pena (penulis taqdir) telah di angkat, dan tulisannya telahpun kering.
Maka jangan berfikir panjang lagi untuk membunuh orang Amerika, lakukanlah dengan Barakah Allah. Dan ingatlah pahala Allah di akhirat nanti, dengan tempat mulia bersama Nabi mulia SAW.
Dan akhirnya, saya panggil saudara-saudaraku di Pakistan, dengan memandang sikap pemerintah Pakistan yang sudi menjadi salah satu bagian dalam benteng salibis itu, pergerakan saudara-saudara kita di Pakistan akan menjadi pukulan yang hebat bagi benteng salibis itu.
Dan barangsiapa yang berpihak dengan Amerika, baik itu hanya memberi kemudahan logistik atau kesehatan atau sebaginya adalah kekufuran yang nyata. Maka wajib atas umat Islam di Pakistan untuk bergerak dengan sebaik mungkin untuk membela agama Allah SWT. Agama ini telah memanggil mereka….Wahai umat Islam…Wahai umat Islam… Wahai umat Islam..!!!
Bukankah telah ku sampaikan ?… Ya Allah saksikanlah…!!!